Ilmu dan Amal

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika  tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak  menyampaikan amanat-Nya. 
Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.  Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.  QS.Al-Maaidah [5] : 67
Sabda Baginda Rasulullah SAW, "Sampaikanlah dariku,  walaupun hanya satu ayat."
Petikan Minda :
Miskin harta tidak mengapa,
tapi jangan miskin idea dan jiwa.
Miskin idea buntu di dalam kehidupan.

Miskin jiwa mudah kecewa dan derita

akhirnya putus asa yang sangat berdosa.

ASSALLAMUALAIKUM W.B.T

Wednesday, June 15, 2011

Curi-curi wang Malaysia



RM1,8JUTA BUAT FACEBOOK ? PROJEK EMAIL RM3.5 JUTA !
Kementerian Pelancongan sekali lagi 'panas' apabila ahli-ahli parlimen hari ini membidas tindakan kerajaan yang membelanjakan RM1.8 juta bagi membina dan menyelanggara laman Facebooknya.

Anthony Loke (DAP-Rasah) berkata sebegitu banyak wang dihabiskan sebegitu sahaja untuk laman sosial yang boleh dibuat secara percuma.

“Semakan terakhir saya mendapati ada hanya 20,308 peminat di laman Facebook kementerian. Secara bandingan laman Facebook 'Visit Penang', yang mana kerajaan negeri Pulau Pinang tidak membelanjakan satu sen pun tetapi mendapat 100,000 peminat. Kenapa belanja RM1.8 juta?” soalnya semasa sesi soalan.

Loke berkata adalah sukar untuk mempercayai kononnya tidak ada sesiapun di kementerian itu yang mempunyai pengetahuan untuk mengemas-kinikan akaun Facebook sehingga kerajaan terpaksa memberikan kontrak kepada pihak ketiga.

Katanya, kerajaan dengan mudah boleh mendapatkan nasihat daripada pelbagai pihak termasuk BN dan juga ahli parlimen Pakatan yang sebahagian besar mereka pengguna rangkaian laman sosial yang aktif.

“Tak perlu tanya ahli sebelah sini (pembangkang). Terdapat ramai di kalangan penyokong kerajaan seperti Kota Belud dan Rembau... mereka boleh dibawa sebagai perunding,” katanya merujuk kepada ahli parlimen Umno Abdul Rahman Dahlan dan Khairy Jamaluddin, yang kedua-dua mereka kerap menggunakan Twitter.

Timbalan Menteri Pelancongan Datuk James Dawos Mamit berkata kontrak RM1.8 juta itu ditenderkan kepada syarikat, Impact Creations Sdn Bhd, untuk selama tiga tahun iaitu bermula 2011 hingga 2013.

Khairy, dalam soalan tambahannya bersetuju dengan Loke bahawa peruntukan RM1.8 juta itu adalah satu pembaziran dan berkata kurangnya minat laman Facebook kementerian itu tidak mencerminkan jumlah besar yang dibelanjakan.


http://www.malaysiakini.com/news/166890

Nota:
Web tourism kena hack???Menunjukkan rakyat tidak suka apa yang dibazirkan... Link berkaitan di sini..dan cuba cek laman web tourism...http://www.tourmalaysia.com.my/..

-------------------------------------------------------------------------------
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata,”Orang-orang miskin (dari kalangan Sahabat Nabi) pernah datang menemui beliau, lalu mereka berkata:”Wahai Rasullullah, orang-orang (kaya) yang memiliki hasrat yang berlimpah bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi (di sisi Allah) dan kenikmatan yang abadi (di surga), mereka melaksanakan shalat seperti kami melaksanakan shalat dan mereka juga berpuasa seperti kami berpuasa, tapi mereka memiliki kelebihan harta yang mereka gunakan untuk menunaikan ibadah haji, umrah, jihad, dan bersedekah, sedangkan kami tidak memiliki harta (untuk itu)…”. dalam riwayat Imam Muslim, di akhir hadits ini Rasullullah Shallallahu ‘Alai Wa Sallam bersabda :”Itu adalah karunia (dari) Allah yang diberikan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki”. (HR. al-Bukhari no. 807, 5070, dan Muslim no. 595)

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang kaya yang memanfaatkan kekayaannya untuk meraih ketakwaannya kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, dengan menginfakkan hartanya di jalan yang diridhai-Nya.

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani Rahimahullah berkata:”Dalam hadits ini (terdapat dalil yang menunjukkan) lebih utamanya orang kaya yang menunaikan hak-hak (Allah ‘Azza Wa Jalla) pada (harta) kekayaannya dibandingkan orang miskin, karena berinfak di jalan Allah (seperti yang disebutkan dalam hadits di atas) hanya bisa dilakukan oleh orang kaya”.(1)

Beberapa pelajaran penting dari hadits ini:

Mensyukuri nikmat harta yang Allah ‘Azza Wa Jalla berikan kepada kita adalah dengan mengakui dan meyakini dalam hati bahwa nikmat tersebut semata-mata hanya berasal dari Allah ‘Azza Wa Jalla, menyebut-nyebut dan menampakkan nikmat tersebut secara lahir, serta menggunakannya di jalan yang diridahi-Nya.(2)

Allah memuji orang-orang yang memiliki harta, akan tetapi tidak membuat mereka lalai dari mengingat Allah ‘Azza Wa Jalla dan beribadah kepada-Nya, dalam firman-Nya :

laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak [pula] oleh jual-beli dari mengingat Allah, dan [dari] mendirikan sembahyang, dan [dari] membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang [di hari itu] hati dan penglihatan menjadi goncang (QS. An-Nur/24:37)

imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata:”Mereka adalah orang-orang yang tidak disibukkan (tidak terlalaikan) oleh harta benda dan perhiasan dunia, serta kesenangan berjual-beli (berbisnis) dan meraih keuntungan (besar) dari mengingat (beribadah) kepada Rabb mereka (Allah ‘Azza Wa Jalla) Yang Maha Menciptakan dan Melimpahkan rezeki kepada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang mengetahui (meyakini) bahwa (balasan kebaikan) di sisi Allah ‘Azza Wa Jalla lebih baik dan lebih utama daripada harta benda yang ada di tangan mereka akan habis (musnah), sedangkan balasan di sisi Allah bersifat kekal abadi”(3)

imam al-Qurthubi Rahimahullah berkata:”Dianjurkan bagi seorang pedagang (pengusaha) untuk tidak terlalaikan oleh perniagaan (usaha)nya dari menunaikan kewajiban-kewajibannya, maka ketika waktu shalat fardhu hendaknya dia (segera) meninggalkan perniagaannya (untuk menunaikan shalat), agar dia termasuk ke dalam golongan orang-orang (yang dipuji Allah ‘Azza Wa Jalla) dalam ayat (di atas) ini”.(4)

imam Ibnu Muflih al-Maqdisi Rahimahullah berkata:”(pada asalnya) dunia (harta) tidaklah dilarang (tercela), namun (dicela) karena (dikhawatirkan) dapat menghalangi (manusia) untuk mencapai (ridha) Allah ‘Azza Wa Jalla, sebagaimana kemiskinan tidak lah diituntut (dipuji) pada zatnya, tapi karena kemiskinan itu (umunya) tidak menghalangi dan melupakan (orang) dari (beribadah kepada) Allah ‘Azza Wa Jalla. Berapa banyak orang kaya yang kekayaannya tidak melupakannya dari (beribadah kepada) Allah ‘Azza Wa Jalla, seperti Nabi Sulaiman ‘Alai Sallam, demikian pula (Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alai Wa Sallam) Utsman (bin Affan) Rahimahullah dan Abdur Rahman bin ‘Auf Rahimahullah. Dan berapa banyak orang miskin yang kemiskinannya (justru) melalaikannya dari beribadah kepada Allah dan memalingkannya dari kecintaan serta kedekatan kepada-Nya…”.(5)

penting untuk diingatkan di sini bahwa mencintai harta dan kedudukan dunia secara berlebihan merupakan fitnah godaan yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam jurang kebinasaan, sebagaimana sabda Rasullullahu Shallallhu ‘Alai Wa Sallam :

sesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada fitnah (cobaan yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta

maksudnya, menyibukkan diri dengan harta secara berlebihan adalah fitnah (cobaan yang merusak agama seseorang) karena harta dapat melalaikan pikiran menusia dari melaksanakan ketaatan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dan membuatnya lupa kepada akhirat, sebagaimana firman-Nya :

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan [bagimu]: di sisi Allah-lah pahala yang besar(QS. At-Taghabun/64:15).(6)

Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIV/1432H/2011M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183]

FOOT NOTE :

1. Fathul Bari 3/298

2. Lihat keterangan Imam Ibnul Qayyim dalam al-Wabilush Shayyib hlm. 11

3. Tafsir Ibnu Katsir 3/390

4. Tafsir al-Qurthubi 5/156

5. al-Aadaabusy syar’iyyah 3/469

6. Lihat kitab Faidhul Qadiir 2/507

Sumber #

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...