Ada pepatah Jawa bilang “Ajining jiwa dumunung ana ing busana”, artinya, harga diri (jiwa), tampak dalam busana”. Sebenarnya makna “busana” lebih luas ketimbang sekedar pakaian. Jiwa kita bisa mudah dikenali dan diketahui oleh khalayak, karena jiwa membawa karakter yang maujud dalam perilaku sehari-hari. Ada sebagian orang berprinsip “gelem ngene ragelem ya ngene”, artinya, “mau begini, gak mau ya begini”, sesungguhnya inilah kata hati yang sebenarnya. Type orang seperti ini lebih melihat segala kehidupan dari kepentingan dirinya saja.
Kita ingin membahas sekilas “busana” sebagai cermin jiwa. Salah satu makna penting adalah menjaga mindset (pola pikir) bersih. Seseorang yang berpola pikir bersih akan membenci dirinya yang dalam keadaan semrawut. Ia akan membenci lingkungan yang tidak bersih dan tidak tertata rapi.Ia meyakini situasi kesemrawutan dan jorok, akan mempengaruhi pola hidup dan pemikiran. Suasana fikir selalu dikondisikan prima dalam luapan kegembiraan, kedamaian dan optimistis. Ia meyakini suasana yang indah dan bersih dilingkungan kerja maupun di rumahnya, mempengaruhi pola pikirnya.
Penampilan yang ditunjukkan dengan tubuhnya yang harus terasa dan terlihat segar selalu dijaga. Kebersihan badan dan pakaian tidak selamanya diartikan dengan “pola hidup mahal”. Mindset bersih yang telah tertanam dalam jiwanya mempengaruhi sensitifitas diri terhadap indah dan bersih yang menempel ditubuhnya. Inilah cara kita menghormati diri. Sedangkan ia sadar bahwa dengan menghormati dirinya, orang lain akan lebih menghormati. Kita bisa merasakan, betapa tidak nyaman, saat kita dekat dengan orang lain dan baju atau tubuhnya menimbulkan bau yang tidak sedap. Alangkah mulianya jika kita bisa arif untuk selalu introspeksi agar orang lain nyaman berdekatan dengan kita.
Betapa kita juga akan merasa kangen dengan kucing kesayangan kita yang dirawat kebersihan dan wanginya bulu. Keindahan yang ditimbulkan dari binatang sekalipun kan membuat mata dan suasana hati lebih terasa nyaman. Mindset kebersihan memang perlu ditumbuhkan kepada setiap individu bangsa agar memiliki martabat dimata dunia. Inovasi diri akan benyak bermunculan karena suasana nyaman yang ada disekeliling kita mampu menumbuhkan inspirasi dan harapan hidup lebih baik dan indah masa depan.
Kebersihan sebagai bagian dari iman, memang bisa dibawa kesuatu pemahaman bahwa orang yang beriman dicirikan sebagai orang yang bersih dan cinta kebersihan. Dengan kata lain jika kita belum merasa risih dengan kebersihan diri maupun lingkungan, berarti kita perlu mengoreksi pengakuan itu. Kebersihan adalah bagian dari keimanan, juga bisa diartikan bahwa dengan “menjaga bersih” mampu mengantarkan manusia “beriman” atau “yakin” bahwa kebersihan diri itu akan membawanya kedalam kesempurnaan (ampunan). Karena orang2 penghuni syurga adalah orang2 yang bersih terampuni segala kekotoran jiwa yang tercermin dalam perilaku dan pola pikirnya. Wallohu a’lam
VS
No comments:
Post a Comment