Kata ‘Fitnah’ disebut di dalam Al Qur’an berulang-ulang, hal ini mengindikasikan sesuatu yang penting bagi manusia agar ia bisa selamat dari fitnah. Dalam realitas hidup, banyak sekali fitnah-fitnah yang terjadi di sekeliling kita baik terkait dengan fitnah kekuasaan, perempuan, popularitas, dan lain sebagainya.
Apa sebenarnya makna dari Fitnah itu?, Kata fitnah berasal dari kata ‘Fatana’, diambil dari istilah api untuk menguji keaslian emas. Sehingga bisa diartikan bahwa adanya fitnah di dunia ini, hikmahnya untuk mengetahui mana yang asli dan mana yang palsu, seperti dapat dilihat pada QS Al-’Ankabut 2, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:” Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”.
Kata fitnah dalam Al-Quran mengandung beberapa arti sebagai berikut:
Pertama, Fitnah bermakna musibah atau malapetaka. Seperti yang diungkapkan dalam QS Al-Anfal 25: “Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang lalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Alloh amat keras siksaan-Nya”. Sudah menjadi kaidah atau sunnatulloh dalam kehidupan, jika suatu masyarakat membiarkan maksiat terjadi di lingkungan sekitarnya, maka lingkungan itu akan tertimpa fitnah atau bencana. Namun sebaliknya, jika dalam masyarakat tercipta kebaikan-kebaikan taklim, maka akan tercipta kedamaian yang lebih dibandingkan fitnah.
Kedua, Fitnah bermakna sesuatu yg menyebabkan fitnah. Hal ini seperti terdapat dalam QS Al-Anfal 28, “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Alloh-lah pahal yang besar”. Ayat ini menjelaskkan bahwa harta dan anak jika tidak dikelola secara baik, maka ia akan menjadi fitnah. Lalu bagaimana cara kita menyikapinya? Harta harus diperoleh dengan cara yang halal, lalu setelah mendapatkannya digunakan sesuai dengan hak Alloh SWT dan manusia, yakni menunaikan zakat, menafkahi istri, anak, orang tua, berkorban untuk kelangsungan dakwah Islam, dll. Seandainya semua harta benda kita gunakan untuk ibadah, maka tidak ada anggaran untuk perbuatan maksiat.
Terkait dengan anak, bukan berarti anak itu fitnah, tetapi harus dimaknai bagaimana anak itu biar tidak menjadi fitnah. Sehingga menjadi kewajiban bagi orang tua memberikan tarbiyah / pendidikan islam yang baik kepada anaknya. Nabi saw berkata, “Setiap anak terlahir dalam fitrah, maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya nasrani, yahudi, atau majusi”. Dalam realisasinya, saat memilih sekolah orang tua harus melihat kurikulumnya. Apakah ilmu agama diajarkan dengan cukup atau tidak? Apakah guru-gurunya memahami Islam atau tidak?, Apakah gurunya bisa dijadikan teladan yang baik atau tidak? karena bagaimanapun juga anak akan banyak terpengaruh oleh guru-gurunya.
Ketiga, Fitnah bermakna Syirik. Salah satu ayat al-Quran berbunyi, “Dan perangilah orang kafir, sehingga tidak ada fitnah..”. Kenapa syirik menjadi fitnah besar?, karena perbuatan syirik akan melahirkan fitnah-fitnah lainnya yang saling terkait yakni membunuh dan berzina.
Bagaimana agar kita tidak syirik?, jawabannya perbahuruilah selalu iman kita. Perbanyaklah membaca, memahami, dan mengamalkan Laa ilaha illalloh. Senantiasa berdoa agar terhindar dari perbuatan syirik, serta bersungguh-sungguh dalam melakukan keikhlasan.
Sumber*
Nota :
Benarlah Al Quran menyatakan di akhir zaman ini fitnah yang berleluasa menjadi mainan seharian Pemimpin yang tamak haloba,gila kuasa dan pendendam.Semuanya berpaksi kepada nafsu dan amalan seharian yang fasik dan menuju kehancuran.Namun mereka amat bangga dan bermegah di mana kononnya merekalah pejuang keamanan dan keharmonian Islam.Benar,lidah di dunia ini dapat menafikan kebenaran secara selindung tapi apakah kebenaran dapat dinafikan nanti di sana?Allah Maha pengasih dan Penyayang,dipanjangkan umur mereka ini dan elok tubuh badan dan kesihatan,tapi adakah mereka menyedarinya dan mensyukuri nikmatnya serta bertaubat.
Dalam al-Quran perkataan fitnah disebut sebanyak 28 kali yang kebanyakan bermaksud ujian, dugaan atau cabaran dalam kehidupan. Sementara ayat yang dijadikan dalil bermaksud ujian yang boleh mengancam agama seperti syirik atau kufur. Ayat di atas sebenarnya berkaitan dengan perang. Cuba lihat keseluruhan ayat surah al-Baqarah,ayat 191.
“Dan bunuhlah mereka yang di mana sahaja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusir kamu (Mekah) dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram”.
Kejahilan pada mereka menyebabkan kini fitnah telah menjadi barah dan amat sukar sekali untuk dihapuskan kecuali rakyat bangun dan menukar pemerintahan kepada yang menjurus kepada pemerintahan AlKhalifah.Insaallah.
Ilmu dan Amal
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.
Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. QS.Al-Maaidah [5] : 67
Sabda Baginda Rasulullah SAW, "Sampaikanlah dariku, walaupun hanya satu ayat."
Petikan Minda :
Miskin harta tidak mengapa,
tapi jangan miskin idea dan jiwa.
Miskin idea buntu di dalam kehidupan.Miskin jiwa mudah kecewa dan derita
akhirnya putus asa yang sangat berdosa.
No comments:
Post a Comment